Kamis, 21 April 2011

Orang Yang Pailit Pada Hari Kiamat

Orang yang pailit atau rugi, adalah yang telah habis hartanya. atau orang yang membuka usaha akan tetapi kemudian bangkrut. itu adalah orang yang pailit dalam kamus ekonomi. akan tetapi dalam kamus Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- sedikit berbeda, karena orang yang pailit adalah orang yang banyak sholat, berpuasa, akan tetapi suka menyakiti orang lain, baik dengan tangannya atau lisannya. penyamaan antara orang yang telah habis hartanya dengan orang yang habis pahalanya.

Demikianlah Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

أتَدْرُونَ ما المُفْلِسُ ؟ قالوا : المفْلسُ فينا من لا درهم له ولا متاع. قال : إن المفْلسَ مَنْ يأتي يوم القيامة بصلاة وصيام وزكاة ، ويأتي قد شَتَمَ هذا ، وقذفَ هذا ، وأكل مال هذا ، وسفك دم هذا ، وضرب هذا ، فيُعطَى هذا من حسناته ، وهذا من حسناته ، فإن فَنيَتْ حَسَناتُهُ قبل أن يُقْضى ما عليه ، أُخِذَ من خطايهم فطُرِحَتْ عليه ، ثم يُطْرَحُ في النار

Artinya : "Apakah kalian mengetahui apa itu orang yang pailit? Para sahabat berkata : Orang yang pailit dalam (pandangan) kami adalah yang tidak memiliki dirham (harta) dan juga tidak barang (makanan). Beliau bersabda : sesungguhnya orang yang pailit adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) sholat, puasa dan zakat. akan tetapi datang dan telah menghina si ini, dan menuduh si ini, dan telah memakan harta si ini, dan menumpahkan darah si ini, dan telah memukul si ini. maka si ini akan di beri dari pahala orang itu, dan si ini juga di beri dari (pahala) kebaikannya. dan apa bila telah habis pahalanya sebelum semuanya mendapat (pahala) darinya, maka dosa yang lain akan di berikan kepadanya dan kemudian dia di lemparkan ke neraka." (HR Muslim dan At-Tirmidzi)

Pahala ibadah seumur hidup seakan-akan tidak memberikan manfaat bagi kita di hari kiamat kelak ketika semua amalan di timbang. bahkan akan mendapatkan tambahan dosa dari orang-orang yang pernah kita sakiti, baik dengan lisan kita atau tangan kita. na'udzubillah min dzalik.

Segera kembalikan hak setiap orang yang pernah kita makan, dan sampaikanlah hak orang lain tanpa sedikitpun menguranginya, atau lebih baik hak kita terkurangi dari pada menyampaikan hak orang lain dalam keadaan kurang dari yang seharusnya.

Meminta maaf kepada setiap orang yang pernah kita sakiti, meminta maaf dahulu tidak menandakan orang itu lemah, akan tetapi itulah tanda kekuatan dalam dirinya karena berani meminta maaf dan mengakui kesalahan ketika berbuat salah.

Menuju Surgamu

Semua manusia tanpa terkecuali mengharapkan kehidupan yang indah, tenang, dan bahagia. serba enak dan mudah. tidak ada lagi rasa lelah ataupun kawatir. sebagian orang ketika sedang merasakan saat-saat yang menyenangkan dan membahagiakan, dan nyaman akan keadaan itu biasanya akan mengatakan, "sungguh nikmatnya, bagaikan di surga." dan kenikmatan hakiki hanyalah di surga.

Orang-orang beragama yang mengimani adanya kehidupan setelah mati, dan khususnya keberadaan surga dan kenikmatan didalamnya, pastilah mengharapkan untuk mendapatkannya ketika telah berpisah dengan kehidupan dunia. sebagian orang hanya berangan-angan, sebagian lain telah menempuh jalan untuk menggapainya.

Jalan untuk menggapainya bermacam-macam, tergantung kepercayaan masing-masing. dan setiap orang yang berusaha, menempuh jalannya yang dia yakini itu akan menyampaikannya ke surga. bagi kita yang beriman bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang Allah turunkan dan itu adalah kalam-Nya (kata-kata Allah), maka tidak akan melewatkan ayat berikut jika ingin menggapai surga-Nya. Allah berfirman :
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

Artinya : "Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik." (QS Al-Isra' : 19)
Allah memberitakan syarat-syarat agar usaha untuk menggapai surga tidak sia-sia adalah sebagai berikut :


1- Menghendaki dan ridha Berawal dari mengharap, berangan-angan kemudian menginginkan kehidupan akherat yang diridhai yaitu kehidupan surga yang penuh dengan segala kenikmatannya. dan seseorang yang sadar bahwa dia menghendaki kehidupan akherat seperti itu maka akan melaksanakan syarat berikutnya.

2- Berusaha untuk mendapatkannya
Semua orang mengetahui bahwa dengan berbuat baik akan mendapatkan pahala, dan orang yang memiliki pahala banyak maka akan diberi balasan yang baik pula. Allah dan Rosul-Nya telah banyak memberitahukan akan jalan-jalan yang dapat menyampaikan seseorang ke surga. ada yang berat akan tetapi ada juga yang mudah. akan tetapi amalan baik itu tidak akan berbalas surga jika tidak memenuhi syarat yang ketiga.

3. Menjadi hamba yang beriman
Allah menyebut orang beriman adalah orang yang beriman kepada-Nya, Rosulnya, kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari akhir dan ketetapan-Nya baik yang baik maupun yang buruk.
Beriman kepada Allah yang mana Dia menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia berarti hanya menjadikan Allah sebagai Dzat yang patut diibadahi, ditaati. dan bahwa tidak ada yang dapat memberi manfaat ataupun madharat kecuali Allah. dan apapun yang terjadi di alam ini, tidak akan terjadi kecuali dengan izin-Nya. tidak menjadi selain Allah sebagai tandingan-Nya maka itulah orang yang beriman.
Tidak semua amalan yang kita anggap baik itu dapat berbalaskan surga. hanya amal yang digariskan oleh Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dan dipisahkan antara benar dan salah, dan melakukannya sebagaimana yang diperitnahkan, maka itulah yang berbuahkan surga. dan ini adalah iman kepada Rosul-Nya.

 
Template by Free WordPress Themes | Design by Ar Cka Winangun | Premium Blogger Themes